Showing posts with label BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN. Show all posts
Showing posts with label BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN. Show all posts

Sunday 2 June 2013

*** BAB LIMA ***
Fase Embrio

Kami perkenalkan Prof. G.C. Goeringer kepada Anda. Dia adalah Direktur Kursus dan Direktur Asosiasi Ahli Kesehatan Embrio di Jurusan Biologi Sel, Sekolah Kedokteran Universitas George­town, Washington DC. Kami bertemu dengannya dan menanyakan apakah dalam sejarah embriologi ada beberapa sebutan fase yang berbeda dari pertumbuhan embrio dan apakah ada buku tentang embriologi pada zaman Nabi Muhammad SAW atau beberapa abad setelahnya yang mana menyebutkan bermacam-macam fase atau apakah pembagian fase yang berbeda ini hanya datang untuk dilketahui pada pertengahan abad kesembilanbelas. Dia berkata bahwa Yunani Kuno memperhatikan studi embriologi dan beberapa dari mereka mencoba menggambarkan apa yang terjadi dengan janin dan bagaimana pertumbuhannya. Kami setuju dengannya bahwa Aristoteles di antara mereka, mencoba menguraikan beberapa teori pada suatu subjek tetapi apakah ada beberapa sebutan yang dibuat dari fase ini?

Kami tahu bahwa fase ini tidak diketahui sampai pertengahan abad kesembilan belas dan tidak ditunjukkan sampai awal abad kedua puluh. Setelah diskusi yang panjang, Profesor Goeringer setuju bahwa tidak ada sebutan fase-fase ini. Dengan demikian, kami menanyakannya jika ada beberapa terminologi secara khusus menggunakan persamaan fase-fase ini yang mana telah ditemukan di dalam al-Quran. Namun jawabannya negatif. Kami menanyakannya: "Apakah pendapat Anda tentang istilah ini yang mana : al-Quran menggunakan untuk menggambarkan fase yang dilewati janin?" Setelah diskusi yang panjang, dia menunjukkan sebuah studi pada konferensi tentang kedokteran di Saudi Arabia yang kedelapan. Dia menyebutkan dalam studinya tentang dasar ketidaktahuan seseorang dalam fase-fase ini. Dan juga mendiskusikan secara komprehensif dan ketelitian ayat al-Quran dalam penggambaran pertumbuhan janin secara ringkas dan meluas yang membawa kebenaran secara menyeluruh. Mari kita dengarkan penjelasan pendapat dari Profesor Goenger:

"Dalam kaitannya dengan ayat al­Quran yang berarti penggambaran pertumbuhan manusia secara komprehensif dari percampuran gamet dengan organogenesis. Tidak ada perbedaan dan rekaman yang lengkap dari pertumbuhan manusia seperti klasifikasi istilah dan penggambaran kehidupan sebelumnya. Kebanyakan, jika tidak semua hal, gambaran ini mendahului beberapa abad rekaman fase yang bervariasi dari embrio manusia dan rekaman pertumbuhan yang berhubungan dengan janin dalam literatur ilmiah tradisional. "

Diskusi dengan Profesor Georinger membawa kami untuk berbicara tentang fakta bahwa penemuan baru-baru ini menghapuskan beberapa kontroversi. Meskipun kelahiran Nabi Isa itu suci yang telah menjadi kepercayaan orang-orang Nasrani selama berabad-abad, beberapa di antara umat Nasrani bersikeras bahwa Nabi Isa harus memiliki seorang ayah, sebagai kelahiran yang suci "secara ilmiah adalah hal yang tidak mungkin". Mereka memperdebatkan hal ini dan kemungkinan mereka tidak tahu, bahwa ada kemungkinan penciptaan tanpa seorang ayah. Al-Quran menjawab mereka dan memberikan contoh penciptaan Nabi Adam AS. Sebagaimana firman Allah SWT:

"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti penciptaan Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. " (QS Ali Imran : 59)

Ada tiga tipe penciptaan:

1. Nabi Adam AS diciptakan tanpa seorang ayah maupun ibu.
2. Hawa diciptakan tanpa seorang ibu.
3. Nabi Isa AS diciptakan tanpa seorang ayah.

Oleh karena itu, hanya Allah yang bisa menciptakan Adam tanpa seorang ayah maupun ibu yang juga bisa menciptakan Nabi Isa AS dari seorang ibu tetapi tanpa seorang ayah. Namun demikian, umat Nasrani masih melanjutkan perdebatan mereka meskipun Allah telah mengirim bukti petunjuk kepada mereka setelah adanya bukti. Kemudian, ketika mereka tetap memper­tahankan kontroversi ini, mereka menjawab bahwa mereka tidak pernah melihat atau mendengar seseorang yang diciptakan tanpa seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi ilmu pengetahuan modern sekarang telah mengungkapkan bahwa beberapa binatang yang ada di muka bumi ini dilahirkan dan direproduksi tanpa perbuatan dari spesies jantan. Sebagai contoh, lebah jantan memiliki telur tidak lebih dari satu yang mana telur tersebut tidak dibuahi oleh pejantan, sedangkan telur yang dibuahi pejantan itu berfungsi sebagai betina. Lagi pula, lebah jantan diciptakan dari telur ratu tetapi tidak mengalami pembuahan dari pejantan. Ada beberapa contoh lain selain contoh binatang ini di muka bumi. Terlebih Iagi manusia sekarang memiliki peralatan ilmiah yang membangkitkan semangat telur betina dari beberapa organisme untuk itulah telur ini berkembang tanpa pembuahan dari pejantan.

Mari kita baca perkataan Profesor Goeringer:

"Pada tipe dari pendekatan ini, telur tanpa pembuahan dari beberapa spesies amphibi dan mamalia tingkat lebih rendah dapat diaktifkan dengan peralatan mekanik (seperti tusukan jarum), fisik (seperti goncangan yang panas) atau peralatan kimia dengan sejumlah zat kimia yang berbeda dan melanjutkan untuk kemajuan pertumbuhan fase. Dalam beberapa spesies, tipe pertumbuhan partenogenetik ini alami. "

Allah telah memberikan jawaban dengan pasti ke­pada kita dan Dia menggunakan Adam, bagi orang yang percaya, sebagai contoh ada manusia yang tidak memiliki ayah maupun ibu. Beberapa umat Nasrani meyakini hal ini sebagai sebuah penyimpangan dari kenyataan bahwa manusia dapat lahir tanpa seorang ayah. Oleh karena itu, Allah menunjukkan mereka sebuah analogi manusia yang tidak memiliki ayah dan ibu, yaitu Nabi Adam AS. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam al-Quran, surat Ali Imran: 59.
Allah berkehendak bahwa ada kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan yang membuktikan kebenaran setelah datangnya kebenaran yang telah diturunkan di dalam al-Quran. Inilah jalan bahwa ayat-ayat dalam kitab suci itu diturunkan dengan perjalanan waktu yang lama. Ayat-ayat ini dipelajari para sejarawan dan ilmuwan yang terkemuka dari agama kita dan generasi yang akan datang. Ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis dalam mengkaji keajaiban al-Quran.

"Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS Saba' : 6)

"Dan sesunguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi. " (QS Shaad : 88)

"Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. " (QS al-An'am : 67)

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)

Terima kasih dan Silahkan lanjut ke BAB ENAM

*** BAB LIMA ***
Fase Embrio

Kami perkenalkan Prof. G.C. Goeringer kepada Anda. Dia adalah Direktur Kursus dan Direktur Asosiasi Ahli Kesehatan Embrio di Jurusan Biologi Sel, Sekolah Kedokteran Universitas George­town, Washington DC. Kami bertemu dengannya dan menanyakan apakah dalam sejarah embriologi ada beberapa sebutan fase yang berbeda dari pertumbuhan embrio dan apakah ada buku tentang embriologi pada zaman Nabi Muhammad SAW atau beberapa abad setelahnya yang mana menyebutkan bermacam-macam fase atau apakah pembagian fase yang berbeda ini hanya datang untuk dilketahui pada pertengahan abad kesembilanbelas. Dia berkata bahwa Yunani Kuno memperhatikan studi embriologi dan beberapa dari mereka mencoba menggambarkan apa yang terjadi dengan janin dan bagaimana pertumbuhannya. Kami setuju dengannya bahwa Aristoteles di antara mereka, mencoba menguraikan beberapa teori pada suatu subjek tetapi apakah ada beberapa sebutan yang dibuat dari fase ini?

Kami tahu bahwa fase ini tidak diketahui sampai pertengahan abad kesembilan belas dan tidak ditunjukkan sampai awal abad kedua puluh. Setelah diskusi yang panjang, Profesor Goeringer setuju bahwa tidak ada sebutan fase-fase ini. Dengan demikian, kami menanyakannya jika ada beberapa terminologi secara khusus menggunakan persamaan fase-fase ini yang mana telah ditemukan di dalam al-Quran. Namun jawabannya negatif. Kami menanyakannya: "Apakah pendapat Anda tentang istilah ini yang mana : al-Quran menggunakan untuk menggambarkan fase yang dilewati janin?" Setelah diskusi yang panjang, dia menunjukkan sebuah studi pada konferensi tentang kedokteran di Saudi Arabia yang kedelapan. Dia menyebutkan dalam studinya tentang dasar ketidaktahuan seseorang dalam fase-fase ini. Dan juga mendiskusikan secara komprehensif dan ketelitian ayat al-Quran dalam penggambaran pertumbuhan janin secara ringkas dan meluas yang membawa kebenaran secara menyeluruh. Mari kita dengarkan penjelasan pendapat dari Profesor Goenger:

"Dalam kaitannya dengan ayat al­Quran yang berarti penggambaran pertumbuhan manusia secara komprehensif dari percampuran gamet dengan organogenesis. Tidak ada perbedaan dan rekaman yang lengkap dari pertumbuhan manusia seperti klasifikasi istilah dan penggambaran kehidupan sebelumnya. Kebanyakan, jika tidak semua hal, gambaran ini mendahului beberapa abad rekaman fase yang bervariasi dari embrio manusia dan rekaman pertumbuhan yang berhubungan dengan janin dalam literatur ilmiah tradisional. "

Diskusi dengan Profesor Georinger membawa kami untuk berbicara tentang fakta bahwa penemuan baru-baru ini menghapuskan beberapa kontroversi. Meskipun kelahiran Nabi Isa itu suci yang telah menjadi kepercayaan orang-orang Nasrani selama berabad-abad, beberapa di antara umat Nasrani bersikeras bahwa Nabi Isa harus memiliki seorang ayah, sebagai kelahiran yang suci "secara ilmiah adalah hal yang tidak mungkin". Mereka memperdebatkan hal ini dan kemungkinan mereka tidak tahu, bahwa ada kemungkinan penciptaan tanpa seorang ayah. Al-Quran menjawab mereka dan memberikan contoh penciptaan Nabi Adam AS. Sebagaimana firman Allah SWT:

"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti penciptaan Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. " (QS Ali Imran : 59)

Ada tiga tipe penciptaan:

1. Nabi Adam AS diciptakan tanpa seorang ayah maupun ibu.
2. Hawa diciptakan tanpa seorang ibu.
3. Nabi Isa AS diciptakan tanpa seorang ayah.

Oleh karena itu, hanya Allah yang bisa menciptakan Adam tanpa seorang ayah maupun ibu yang juga bisa menciptakan Nabi Isa AS dari seorang ibu tetapi tanpa seorang ayah. Namun demikian, umat Nasrani masih melanjutkan perdebatan mereka meskipun Allah telah mengirim bukti petunjuk kepada mereka setelah adanya bukti. Kemudian, ketika mereka tetap memper­tahankan kontroversi ini, mereka menjawab bahwa mereka tidak pernah melihat atau mendengar seseorang yang diciptakan tanpa seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi ilmu pengetahuan modern sekarang telah mengungkapkan bahwa beberapa binatang yang ada di muka bumi ini dilahirkan dan direproduksi tanpa perbuatan dari spesies jantan. Sebagai contoh, lebah jantan memiliki telur tidak lebih dari satu yang mana telur tersebut tidak dibuahi oleh pejantan, sedangkan telur yang dibuahi pejantan itu berfungsi sebagai betina. Lagi pula, lebah jantan diciptakan dari telur ratu tetapi tidak mengalami pembuahan dari pejantan. Ada beberapa contoh lain selain contoh binatang ini di muka bumi. Terlebih Iagi manusia sekarang memiliki peralatan ilmiah yang membangkitkan semangat telur betina dari beberapa organisme untuk itulah telur ini berkembang tanpa pembuahan dari pejantan.

Mari kita baca perkataan Profesor Goeringer:

"Pada tipe dari pendekatan ini, telur tanpa pembuahan dari beberapa spesies amphibi dan mamalia tingkat lebih rendah dapat diaktifkan dengan peralatan mekanik (seperti tusukan jarum), fisik (seperti goncangan yang panas) atau peralatan kimia dengan sejumlah zat kimia yang berbeda dan melanjutkan untuk kemajuan pertumbuhan fase. Dalam beberapa spesies, tipe pertumbuhan partenogenetik ini alami. "

Allah telah memberikan jawaban dengan pasti ke­pada kita dan Dia menggunakan Adam, bagi orang yang percaya, sebagai contoh ada manusia yang tidak memiliki ayah maupun ibu. Beberapa umat Nasrani meyakini hal ini sebagai sebuah penyimpangan dari kenyataan bahwa manusia dapat lahir tanpa seorang ayah. Oleh karena itu, Allah menunjukkan mereka sebuah analogi manusia yang tidak memiliki ayah dan ibu, yaitu Nabi Adam AS. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam al-Quran, surat Ali Imran: 59.
Allah berkehendak bahwa ada kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan yang membuktikan kebenaran setelah datangnya kebenaran yang telah diturunkan di dalam al-Quran. Inilah jalan bahwa ayat-ayat dalam kitab suci itu diturunkan dengan perjalanan waktu yang lama. Ayat-ayat ini dipelajari para sejarawan dan ilmuwan yang terkemuka dari agama kita dan generasi yang akan datang. Ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis dalam mengkaji keajaiban al-Quran.

"Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS Saba' : 6)

"Dan sesunguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi. " (QS Shaad : 88)

"Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. " (QS al-An'am : 67)

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)

Terima kasih dan Silahkan lanjut ke BAB ENAM

Friday 31 May 2013



*** BAB EMPAT ***
Fase Penciptaan Manusia (B)

Buku berjudul "Perkembangan Manusia" yang ditulis Profesor Keith Moore telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa. Buku ini dijadikan referensi penelitian ilmiah, dan dipilih oleh Komite Khusus di Amerika Serikat sebagai buku terbaik yang ditulis oleh satu orang. Kami bertemu dengan penulis buku ini dan menjelaskan kepadanya beberapa ayat al-Quran dan hadis yang berkaitan dengan spesialisnya di bidang embriologi.

Profesor Moore meyakinkan keterangan kami, sehingga kami mengajukan pertanyaan sebagai berikut: "Anda menyebutkan di buku Anda bahwa pada abad pertengahan tidak ada kemajuan dalam ilmu pengetahuan dalam bidang embriologi dan hanya sedikit yang tahu pada saat itu. Pada saat yang sama, al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau mengajarkan kepada masyarakat sesuai dengan apa yang Allah turunkan kepadanya. Di dalam al-Quran Juga menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara detail dan perkembangan manusia pada fase yang berbeda. Anda adalah seorang ilmuwan yang ternama, namun, mengapa Anda tidak membela kebenaran dan menyebutkan kebenaran ini di dalam buku Anda?" Beliau menjawab: "Anda memiliki bukti dan saya tidak. Jadi, mengapa Anda tidak mempresentasikan hal itu kepada kami?"

Kami melengkapinya dengan bukti dan Profesor Moore ternyata terbukti menjadi seorang ilmuwan yang ternama. Dalam bukunya edisi ketiga, dia membuat beberapa tambahan. Buku ini telah diterjemahkan, sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya ke dalam delapan bahasa, termasuk bahasa Rusia, Cina, Jepang, Jerman, Italia; Portugis, dan Yugoslavia. Buku ini dapat dinikmati karena sudab tersebar ke seluruh dunia dan dibaca beberapa ilmuwan dunia yang terkenal.
Profesor Moore menyatakan di dalam bukunya tentang Abad Pertengahan bahwa:

 "Perkembangan ilmu pengetahuan berjalan secara lambat dari zaman pertengahan dan ada sedikit perkembangan penyelidikan dalam hal embriologi yang diusahakan selama abad ini sebagaimana yang telah kita ketahui. Hal ini dijelaskan di dalam al-Quran, kitab suci umat Muslim, manusia diciptakan dari sebuah campuran pengeluaran dari laki-laki dan perempuan. Beberapa referensi yang lain menyebutkan bahwa penciptaan manusia itu dari setetes mani (sperma) dan juga diharapkan bahwa hasil dari organisme itu terbentuk dalam janin perempuan seperti sebuah biji enam hari setelah permulaan (blastosit manusia mulai tertanam sekitar enam hari setelah pembuahan).

Al-Quran juga menyebutkan bahwa setetes mani itu berkembang menjadi segumpal darah yang membeku. Penanaman blastosit atau secara spontan gagal/gugur akan menyerupai segumpal darah secara konsep. Embrio juga dikatakan mirip segumpal zat/substansi seperti permen karet atau kayu (sesuatu yang mirip dengan gigi yang menandakan gumpalan zat).
Perkembangan embrio menjadi manusia pada hari keempat puluh sampai keempat puluh dua dan tidak lama kemudian fase ini mirip embrio binatang. Pada fase ini, embrio manusia mulai memperoleh sifat-sifat manusia. Al-Quran juga menjelaskan bahwa pertumbuhan embrio mengalami tiga kegelapan, pertama, dinding perut depan (ibu), kedua, dinding uterus, ketiga, membran Amniokhorionik. Ruangan yang tidak mengizinkan memperbincangkan beberapa referensi Yang menarik lainnya yang berkaitan dengan pertum­buhan manusia sebelum dilahirkan yang muncul di dalam al-Quran.
Hal ini sesuai dengan apa yang telah ditulis Prof. Moore di dalam bukunya. Segala puji bagi Allah. Dan sekarang telah disebarkan ke seluruh dunia. Kesesuaian antara ilmu pengetahuan dan al-Quran ini menjadikan kewajiban bagi Profesor Moore untuk menjelaskan hal ini di dalam bukunya. Dia menyimpulkan bahwa klasifikasi modern dari fase perkembangan embrio yang telah diterima di seluruh dunia tidaklah mudah atau lengkap. Hal ini tidak menolong pemahaman dari perkembangan fase embrio, sebab fase itu menurut basis angka, yaitu fase 1, fase 2, fase 3, dan seterusnya. Pembagian yang dijelaskan di dalam al-Quran tidak tergan­tung dengan sistem basis angka. Al-Quran mendasarkan pada perbedaan sesuai bentuk yang dilewati embrio agar mudah diidentifikasi.
Al-Quran menjelaskan fase perkembangan janin sebelum kelahiran sebagai berikut: Nutfah yang berarti "tetesan" atau air yang sedikit jumlahnya, alaqah yang berarti struktur seperti lintah, mudghah yang berarti struktur seperti kunyahan, `idhaam yang berarti tulang atau kerangka, kisaa ul-idham bil-laham yang berarti daging pembungkus tulang atau otot, dan an-nash'a yang berarti bentuk janin yang jelas. Profesor Moore telah mengetahui bahwa bagian ayat al-Quran ini benar­benar berdasarkan pada fase pertumbuhan janin sebelum masa kelahiran. Dia memberi cacatan bahwa bagian ini menunjukkan penggambaran secara ilmiah yang elegan yang mencakup banyak hal dan praktik.
Dalam suatu konferensi, Profesor Moore menyatakan sebagai berikut: Embrio berkembang di dalam kandungan ibu atau dilindungi uterus dengan tiga selubung atau lapisan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam kaca mikroskop. (A) Menggambarkan dinding perut depan, (B) Dinding Uterus (C) Membran Amniokhorinik. Sebab fase embrio manusia ini kompleks, memperlihatkan kelanjutan dari proses perubahan selama pertumbuhan, telah diusulkan bahwa sistem klasifikasi baru dapat dikembangkan dengan penggunaan istilah yang tersebut di dalam al-Quran dan Sunnah. Usulan ini sangat sederhana, luas, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan tentang embriologi sekarang ini.

Studi al-Quran dan hadis secara intensif empat abad terakhir telah menurunkan sistem klasifikasi embrio manusia yang menakjubkan sejak al-Quran diturunkan pada abad ketujuh. Meskipun Aristoteles, penemu ilmu pengetahuan tentang embriologi, menyadari bahwa pertumbuhan embrio anak ayam pada fase dari penelitiannya terhadap telur ayam pada abad keempat. Dia tidak memberikan penjelasan secara mendetail tentang fase ini. Sejauh yang diketahui dari sejarah embriologi, hanya sedikit yang tahu tentang fase dan klasifikasinya embrio manusia sampai abad kedua puluh. Untuk alasan tersebut, gambaran embrio manusia di dalam al-Quran itu tidak berdasarkan ilmu pengetahuan secara ilmiah pada abad ketujuh. Hanya kesimpulan yang masuk akal bahwa gambaran ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak dapat mengetahui secara mendetail sebab beliau seorang yang buta huruf, yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan ilmiah.

Kami mengatakan kepada Profesor Moore, “Apa yang Anda katakan adalah benar, tetapi kebenaran itu kurang mutlak dibandingkan dengan bukti yang telah kami tunjukkan kepada Anda dari al-Quran dan sunnah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan embriologi khususnya. Oleh karena itu, mengapa Anda tidak mengerjakan kebenaran dan sama sekali tidak membawa cabang dari ayat-ayat al-Quran dan hadis yang berhubungan dengan bidang spesialisasi atau keahlian Anda?”
Profesor Moore mengatakan bahwa dia telah me­masukkan beberapa referensi yang sesuai pada tempat yang cocok dalam sebuah buku khusus ilmiah. Akan tetapi, dia akan mengundang kami untuk membuat beberapa tambahan secara Islami, yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi dan menyoroti berbagai macam aspek yang menakjubkan agar dimasukkan pada tempat yang cocok di dalam buku.
Hal ini telah dikerjakan dan akibatnya Profesor Moore menulis sebuah perkenalan untuk tambahan tentang Islam dan hasilnya dapat Anda lihat dalam buku ini. Setiap halaman berisi fakta tentang ilmu pengetahuan embriologi, kami telah menjelaskan beberapa ayat al­Quran dan hadis yang membuktikan bahwa al-Quran dan sunnah tidak dapat ditiru. Apa yang kami saksikan sekarang Islam menjadi berkembang ke daerah baru yang di dalamnya berisi keadilan dan tidak memihak pikiran orang.


Terima kasih dan Silahkan lanjut ke BAB LIMA

YM CENTER

PENGUNJUNG

Translate

Popular Posts