GAMBARAN UMUM YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-WARIDIN
1. Letak Geografis Pondok Pesantren Al - Waridin Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun
Sebagaimana gambaran geografis dari Pondok Pesantren Al-Waridin Pagotan Geger Madiun, maka dideskripsikan sebagai berikut : Pondok Pesantren Al-Waridin beralamatkan di jalan Jendral Sudirman No.237 Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Telp: (0351) 365947 / 367673 Kode Pos 63171 Jawa Timur.
Lokasi Pondok Pesantren Al-Waridin putri masih menyatu dengan Pondok Pesantren AL-Waridin putra, yakni disebelah selatan tempat tinggal/ndalem ( Bahasa jawa ) Pengasuh/Kyai. Sedangkan Pondok Putra disebelah utara tempat tinggal/ndalem/Kyai.
Jika hendak ke pondok Al-Waridin dari arah Madiun, dari terminal purboyo dapat memilih jalur kota Ponorogo kemudian turun di alamat tersebut diatas, atau lebih mudahnya dan lebih diketahui banyak orang minta turun saja di GUYANGAN Pagotan.
Di sekitar pondok Al-Waridin terdapat bangunan instansi-instansi, diantaranya adalah gedung sekolahan MTs/MA Tri Bhakti, Madrasah Ibtidaiyah Sailul Ulum, Kantor Desa Pagotan, dan lain-lain. Yang kesemuanya itu terletak tidak jauh dari lokasi Pondok Pesantren Al-Waridin.
Ø Batas Wilayah Pondok Pesantren Al-Waridin Sebagai berikut:
a. Sebelah Barat : Desa Jogo Dayuh
b. Sebelah Timur : Desa Sewulan
c. Sebelah Utara : Desa Sangen
d. Sebelah Selatan : Desa Uteran
Ø Adapun Orbitasinya sebagai berikut :
a. Dari Kecamatan : 3 km
b. Dari Kabupaten : 8 km
c. Dari Ibu Kota Propinsi : 172 km
2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al - Waridin Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun
Pondok Pesantren Al-Waridin berdiri pada tahun 1763 yang diprakarsai oleh Alm. Kyai Waridin dan dibantu oleh Mbah Tondo serta Mbah Ustman Ali. Alm. Kyai Waridin bergerak dibidang keagamaan, sedangkan Mbah Tondo dan Mbah Ustman Ali bergerak dibidang sosial/umum. Jadi nama pondok tersebut diambilkan langsung dari nama pendirinya, yaitu Kyai Waridin. Ketika Kyai Waridin meninggal dunia, perjuangannya dilanjutkan oleh kyai Ahmad Asro. Pada awal berdirinya datang beberapa orang santri yang ingin belajar ilmu pengetahuan Agama Islam, semakin hari semakin banyak santri yang berdatangan sehingga timbul inisiatif untuk mendirikan pondok disekitar masjid.
Pondok Pesantren Al - Waridin adalah salah satu pondok yang tertua yang ada diwilayah kota Madiun yang masih eksis menyelenggarakan pendidikan sampai sekarang. Jumlah santri yang di asuh pada saat K.H. Musta’in berjumlah kurang lebih 200 orang. Sedangkan kondisi fisik Bangunan pada saat itu masih sangat sederhana, dan terdapat 12 kamar. Demikian perkembangan pendidikan kurang berjalan dengan lancar, dikarenakan pengaruh situasi pada saat itu. Bahkan pada tahun 1986 sempat mengalami stagnasi (yang pada saat itu diasuh oleh K.H Musta’in) yakni masa yang suram, karena pada saat itu pendidikan seakan-akan berhenti, hal tersebut terjadi dikarenakan meniggalnya pengasuh pondok pesantren (K.H Musta’in) sementara kader pengganti belum disiapkan. Dan setelah itu dilanjutkan oleh KH. Moch Hasyim sehingga pelaksanaan pendidikan kembali berjalan. Ajaran utama yang diterapkan di pondok pesantren Al - Waridin dalam upaya membentuk manusia yang berilmu, beramal dan bertaqwa harus dijiwai oleh suasana keikhlasan.
Sepi ing pamrih ( tidak karena didorong oleh keinginan memperoleh keinginan-keinginan tertentu ) semata-semata karena untuk ibadah. Hal ini meliputi segenap suasana kehidupan pondok pesantren Al - Waridin, Kyai ikhlas dalam mengajar, para santri ikhlas dalam menuntut ilmu. Segala gerak-gerik dalam pondok pesantren berjalan dalam suasana keikhlasan yang mendalam.
Dengan demikian terdapatlah suasana hidup yang harmonis antara Kyai yang disegani dan santri yang taat dan penuh cinta kasih serta hormat dengan segala keikhlasan.
Pada tahun 2000 berdirilah Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi’in yang menjadi pusat pelaksanaan pembelajaran dan skaligus pusat pelaksanaan pengembangan pendidikan di pondok pesantren Al Waridin.
Pada tahun 2005 KH. Hasyim Syahudi meninggal, dan kemudian diteruskan oleh KH. Ibnu Hajar Syahudi sampai sekarang ini. Berdirinya Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi’in dilatar belakangi adanya permintaan dari masyarakat, para wali murid serta para pengurus pondok serta para ustadz untuk mengadakan madrasah diniyah tingkat Tsanawiyah (Wustho) dan tingkat Aliyah guna menindak lanjuti madrasah diniyah ula (ibtidak) dan melalui sejarah panjang dalam pelaksanaan pendidikan khusus agama, guna membekali anak ilmu agama yang kuat dan mengakar pada anak didik sebagai manusia yang secara biologis membutuhkan pendidikan jasmani dan rohani dan untuk membentuk manusia yang seutuhnya dan mencetak genersi yang agamis berakhlaq luhur serta memberikan fasilitas pendidikan dan membekali ilmu keagamaan (Tafaquh fiddin). Guna untuk :
a. Membentuk anak didik yang bertaqwa.
b. Membentuk anak didik yang berilmu dan beramal.
c. Membentuk anak didik yang berakhlaq mulia sesuai dengan ajaran islam
d. Membekali Siswa dengan ilmu agama dan mengaplikasikan dalam kehidupan pribadi dan sosial dengan berpedoman Al-Qur’an dan Hadits.
Adapun Susunan/urutan pengasuh pondok pesantren Al-waridin pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun mulai dari berdirinya hingga sekarang adalah sebagai berikut :
1. Kyai Waridin ( Pendiri )
2. Kyai Ahmad Asro
3. Kyai Ustman
4. Kyai Muhammad Arrowi
5. Kyai Musta’in
6. Kyai Syahudi
7. KH. Muhammad Hasyim Syahudi
8. KH. Ibnu Hajar Syahudi
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al – Waridin
Visi :
Mempersiapkan generasi islam masa depan yang berilmu, beramal, berakhlaqul karimah serta bertaqwa kepada Allah SWT. ( I’malul Haq )
Misi :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensif dalam pendidikan yang mengacu pada kitab salaf, tradisi salafussholih.
2. Mengembangkan pengamalan ilmiyah dan nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Melaksanakan pembinaan akhlaqul karimah dan ubudiyah.
4. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Al – waridin Desa pagotan Kec. Geger Kab. Madiun Periode 2012 – 2013
Semua komponen yang memiliki wewenang dan tugas masing – masing serta saling berhubungan secara fungsional didalam pengelola pendidikan di Pondok Pesantren Al – waridin pagotan, dapat dilihat struktur personalia pengurus pondok pesantren tersebut. Untuk struktur personalia pengurus pondok pesantren Al – waridin pagotan adalah sebagai berikut:
Susunan Kepengurusan Pondok Pesantren Al – Waridin Desa Pagotan Kec. Geger Kab. Madiun Periode 2012 – 2013
Ø PENGASUH
KH. Ibnu Hajar
Syahudy
Ø PENASEHAT
1. Muhammad
Habibullah
2. Syaifuddin
Al-Qulyubi
Ø KETUA
Ahmad Munirul
Hakim S.Pd.I
Ø
WAKIL KETU
Mahfudz
Yudi Qomaruddin
Ø SEKRETARIS
Ahmad
Khudori
Ø BENDAHARA
Syaikhul
Amin
Ø SIE.
PENDIDIKAN
1.
A.
Ulinnuha, S.Pd.I
2.
Ahmad
Khoiruddin
3.
Haryo
Winoto
Ø SIE.
KEBERSIHAN
1.
Anwar
Cristianto
2.
Ghozali
Ø SIE.
KEAMANAN
1.
Muhammad
Rifa’i
2.
Muh.
Suqriyadi
3.
Syaiful
Amri
5. Keadaan Ustadz dan Ustadzah
Kunci dari proses pembelajaran terletak pada seorang ustadz atau guru yang merupakan uswatun hasanah (Top figur) sosok orang yang digugu dan ditiru dalam berbagai aspek anak didik dalam suatu lembaga pendididkan terutama pendidikan keagamaan. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Al - Waridin pada tahun pelajaran 2012 – 2013 dilaksanakan oleh para ustadz dan ustadzah yang berjumlah 17 pengajar, sebagaimana yang tercantum dalam tablel berikut ini :
Data Asatidz Pondok Pesantren Al – Waridin Tahun Pelajaran 2012 – 2013
6. Materi dan Kurikulum
NO
|
Nama
|
Lulusan / Alumni
|
Bidang
|
1.
|
KH. Ibnu Hajar Syahudi
|
Pon-Pes Lirboyo
|
Tasawuf
|
2.
|
Hj. Siti Hasanah
|
Pon-Pes Al-waridin
|
Fiqih
|
3.
|
Achmad Mudrik Lutfillah.S.Pd.I
|
STAI Madiun
|
Akhlak
|
4.
|
Waridatul Muna
|
Pon-Pes Lirboyo
|
Nahwu
|
5.
|
Syaifuddin Al-Qulyubi
|
Pon-Pes Lirboyo
|
Akhlaq
|
6.
|
Muhammad Habibullah
|
Pon-Pes Lirboyo
|
Hadits
|
7.
|
Amalina Aliyah
|
Pon-Pes Lirboyo
|
Nahwu
|
8.
|
Muhammad Nasih
|
Pon-Pes AlWaridin
|
Tafsir
|
9.
|
M. Nafi’ Fuadi
|
Pon-Pes AlWaridin
|
Fiqih
|
10.
|
Baidloun Natiq
|
UII Madiun
|
Tarikh
|
11.
|
Ahmad Munirul Hakim
|
STAI Madiun
|
Nahwu
|
12.
|
Eko Wahyu Nur Handoko
|
STAI Madiun
|
Tajwid
|
13.
|
Mahfud Yudi Qomarudin
|
STAINU
|
Sorof
|
14.
|
Ahmad Khoirudin
|
Pon-Pes AlWaridin
|
Akhlak
|
15.
|
Muhammad
Rifa’i
|
Pon-Pes AlWaridin
|
Nahwu
|
16.
|
M. Suqriyadi
|
Pon-Pes AlWaridin
|
Fiqih
|
17.
|
Haryo Winoto
|
Pon-Pes AlWaridin
|
Akhlaq
|
6. Materi dan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin Pndok Pesantren Al - Waridin menggunakan kitab-kitab klasik [ kutub Al - qodimah ] yang dikarang oleh ulama terdahulu atau lebih dikenal dengan sebutan kitab kuning yang merupakan kurikulum di Madrasah Diniah Hidayatul Mubtadiin Pondok Pesantren Al-Waridin. Dimana seorang guru membaca kemudian diberi makna dengan bahasa jawa sekaligus memberikan keterangan tentang kitab yang di baca tersebut. Sedang kitab-kitab tersebut membahas tentang akhlak, tauhid, fiqih, nahwu, sorof, tarikh, hadist.
Ø Adapun kitab - ktab tersebut adalah sebagai berikut :
No.
|
Materi
|
Nama Kitab
|
1.
|
Nahwu & Sorof
|
Qowaidul I’lal, Qowaidus
sorfiyah, Imrity, Taqrirot Alfiyah
Ibnu Malik
|
2.
|
Fiqih
|
Mabadi’ Al-fiqhiyah, Sulam Taufiq, Fatkhul Qorib, Fatkhul Mu’in
|
3.
|
Akhlak
|
Washoya, Ta’lim Al Muta’alim, Irsyadul Ibad,
|
4.
|
Hadis
|
Arbain Nawawi,Usfuriah,
Bulugul marom
|
5.
|
Tarikh
|
Khulasoh Nurul Yaqin,
Madarijussu’ud
|
6.
|
Tauhid
|
Tijan Addarori, Matan Sanusiah, Kifayatul Awam
|
7. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Al - Waridin
Tujuan ini merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama. Adapun tujuannya adalah : membimbing anak agar menjadi muslim sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
8. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Al - Waridin
Metode merupakan sarana untuk mempermudah penyampaian materi dari seorang Ustadz kepada siswa. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Al-Waridin menggunakan manhaj kutubul Qodimah / kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang menggunakan bahasa jawa dalam pemberian makna dan keterangan materi, dengan kata lain bahwa pondok pesantren Al-Waridin menggunakan sistim tradisional yang kebanyakan system seperti ini digunakan oleh pondok pesantren pada umumnya.
Adapaun Metode pembelajaran pondok pesantren Al-Waridin adalah sebagai berikut:
1. Metode Sorogan
a. Pengertian
Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (Individu), dibawah bimbingan seorang ustadz atau kyai.
b. Teknik Pembelajaran
Pengajian dengan system sorogan ini biasanya diselenggarakan pada ruang tertentu dimana di situ tersedia tempat duduk seorang kyai atau ustadz, kemudian di depannya terdapat bangku pendek untuk meletakkan kitab bagi santri yang menghadap. Santri-santri lain,baik yang mengaji kitab yang sama atau pun berbeda duduk agak jauh sambil mendengarkan apa yang di ajarkan oleh kyai atau ustadz kepada temannya sekaligus mempersiapkan diri menunggu giliran dipanggil.
c. Evaluasi
Evaluasi adalah cara penilaian yang dilakukan oleh seorang ustadz untuk mengetahui kemampuan santri dalam aspek pengetahuan (kognisi) aspek sikap (afeksi)dan aspek ketrampilan (skill) terhadap materi pembelajaran yang telah diberikannya.
Penilaian dilakukan di samping berguna untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan penguasaan santri juga berfungsi sebagai umpan balik (feed back) bagi seorang kyai atau uastadz untuk meninjau kembali cara-cara yang dilakukannya berkenaan dengan penggunaansuatu metode pembelajaran tertentu.Karena, keberhasilan pembelajaran kepada para santri amat dutentukan oleh kemampuan belajar santri dan kemampuan membimbing oleh ustadz.
2. Metode Bandongan
a. Pengertian
Metode bandongan disebut juga dengan metode wetonan. Pada metode ini berbeda dengan metode sorogan. Metode bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik, atau santri, untuk mendengarkan dan menyimak apa yang di bacanya dari sebuah kitab. Seorang kyai atau ustadz dalam hal ini membaca, menerjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas teks-teks kitab berbahasa arab tanpa harokat (gundul). Sementara itu santri dengan memegang kitab yang sama, masing-masing melakukan pendhabitan harokat, pencatatan symbol-simbol kedudukan kata, arti-arti kata langsung dibawah kata yang dmaksud, dengan keterangan-keterangan lain yang dianggap penting dan dapat membantu pemahaman teks. Posisi para santri pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini adalah melingkari dan mengelilingi kyai atau ustadz sehingga membentuk halaqoh (lingkaran).
Metode bandongan disebut juga dengan metode wetonan. Pada metode ini berbeda dengan metode sorogan. Metode bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik, atau santri, untuk mendengarkan dan menyimak apa yang di bacanya dari sebuah kitab. Seorang kyai atau ustadz dalam hal ini membaca, menerjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas teks-teks kitab berbahasa arab tanpa harokat (gundul). Sementara itu santri dengan memegang kitab yang sama, masing-masing melakukan pendhabitan harokat, pencatatan symbol-simbol kedudukan kata, arti-arti kata langsung dibawah kata yang dmaksud, dengan keterangan-keterangan lain yang dianggap penting dan dapat membantu pemahaman teks. Posisi para santri pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini adalah melingkari dan mengelilingi kyai atau ustadz sehingga membentuk halaqoh (lingkaran).
b. Teknik Pembelajaran
Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode bandongan, seorang kyai atau ustadz biasanya mempertimbangkan hal-hal berkut :
Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode bandongan, seorang kyai atau ustadz biasanya mempertimbangkan hal-hal berkut :
1. Jumlah jamaah pengajian adalah para santri yang telah mengusai dengan baik pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan. Oleh karena itu, metode bandongan biasanya diselenggarakan untuk para santri yang bukan lagi pemula, melainkan untuk para santri tingkat lanjutan dan tinggi.
2. Penentuan jenis dan penentuan kitab yang di pelajari biasanya memperhatikan tingkatan kemampuan para santri.
c. Evaluasi
Untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran diatas, sering kyai/ustadz biasa melakukannya melalui dua macam tes. Pertama, pada setiap tatap muka atau pada tatap muka tertentu. Kedua, pada saat telah dikhatamkankannya pengkajian terhadap suatu kitab tertentu.
Untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran diatas, sering kyai/ustadz biasa melakukannya melalui dua macam tes. Pertama, pada setiap tatap muka atau pada tatap muka tertentu. Kedua, pada saat telah dikhatamkankannya pengkajian terhadap suatu kitab tertentu.
3. Metode Musyawaroh ( Bahtsul Masa’il )
a. Pengertian
Metode musyawaroh atau dalam istilah lain bahtsul masa’il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk halaqoh yang dipimpin langsung oleh seorang kyai atau ustadz, atau mungkin juga santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang telah dutentukan sebelumnya.
Metode musyawaroh atau dalam istilah lain bahtsul masa’il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk halaqoh yang dipimpin langsung oleh seorang kyai atau ustadz, atau mungkin juga santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang telah dutentukan sebelumnya.
b. Teknik pembelajaran
Untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode musyawaroh kyai / ustadz biasanya mempertimbangkan ketentuan - ketentuan berikut :
1. Peserta musyawaroh adalah para santri yang berada pada tingkat menengah atau tinggi.
2 Peserta musyawaroh tidak memiliki perbedaan kemampuan yang mencolok. Ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengurangi kegagalan musyawaroh.
3. Topik atau persoalan (Materi) yang di musyawarohkan biasanya ditentukan terlebih dahulu oleh kyai atau ustadz pada pertemuan sebelumnya.
4. Pada beberapa pesantren yang memiliki santri tingkat tinggi, musyawaroh dapat dilakukan secara terjadwal sebagai latihan untuk para santri.
c. Evaluasi
Kegiatan penilaan dilakukan oleh seorang ustadz/kyai selama kegiatan musyawaroh berlangsung. Hal-hal yang menjadi perhatiannya adalah kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta yang meliputi kelogisan jawaban , ketepatan dan kevalidan referensi yang disebutkan serta bahasa yang disampaikan dapat dengan mudah difahami santri lain, serta kualitas pertanyaan atau sanggahan yang dikemukakan.
4. Metode Hafalan ( Muhafadzah )
a. Pengertian
Metode hafalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan seorang ustadz/kyai. Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri ini kemudian di hafalkan dihadapan ustadz atau kyainya secara periodic atau insidental tergantung kepada petunjuk gurunya tersebut.
b. Teknik pembelajaran
Materi pembelajaran di pondok pesantren yang di sajikan dengan menggunakan metode hafalan pada umumnya berkenaan dengan Al-Qur’an, nadzam-nadzam untuk disiplin nahwu, shorof, tajwid, ataupun untuk teks-teks nahwu shorof dan fiqih.
Materi pembelajaran di pondok pesantren yang di sajikan dengan menggunakan metode hafalan pada umumnya berkenaan dengan Al-Qur’an, nadzam-nadzam untuk disiplin nahwu, shorof, tajwid, ataupun untuk teks-teks nahwu shorof dan fiqih.
c. Evaluasi
Untuk mengevaluasi kegiatan belajar para santri menyetorkan pada ustadz / kyai tugas - tugas hafalannya. Jika ia hafal dengan baik, ia diperbolehkan untuk melanjutkan pelajarannya. Sebaliknya jika ia belum berhasil menghafalkan dengan baik, ia diharuskan mengulang lagi sampai lancar untuk disetorkan kembali pada pertemuan yang akan datang.
9. Keadaan Santri Pondok Pesanteren Al – Waridin
Menurut wawancara dengan pengasuh pondok, santri mempunyai dua pengertian, pertama adalah mereka yang taat menjalankan perintah agama islam, dan kedua adalah santri sebagai orang-orang yang tengah menuntut pendidikan di pesantren. Walaupun kedua pengertian ini berbeda , tetapi jelas keduanya mempunya kesamaan yaitu sama-sama taat dalam menjalankan syarat islam. Santri di Pondok Pesantren Al-Waridin terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Santri yang khusus menimba ilmu di Pesantren Al-Waridin
2. Santri yang menetap dan merangkap sekolah diluar Pesantren Al-Waridin
3. Santri yang berasal dari sekitar pesantren dan mengikuti setiap aktifitas pengajaran di Pesantren tanpa menetap atau yang biasa disebut santri kalong.
Keadaan Santri Pondok Pesantren Al - Waridin pada tahun pelajaran 2012 - 2013 sejumlah 75 Santri, sebagai mana yang tercantum dalam table berikut ini :
Data Santri Putra dan Santri Putri Pondok Pesantren Al - Waridin Tahun Pelajaran 2012 – 2013
NO
|
Tingkatan
|
Putra
|
Putri
|
Jumlah
|
1.
|
Ula 1
|
5
|
8
|
13
|
2.
|
Ula II
|
4
|
6
|
10
|
3.
|
Wustho I
|
10
|
6
|
16
|
4.
|
Wustho II
|
8
|
3
|
11
|
5.
|
Wustho III
|
6
|
5
|
11
|
6.
|
Ulya I
|
3
|
2
|
5
|
7.
|
Ulya II
|
3
|
2
|
5
|
8.
|
Ulya III
|
4
|
-
|
4
|
Jumlah
|
43
|
32
|
75
|
10. Keadaan Sarana dan Prasarana PP. Al – Waridin
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Tanpa dukungan sarana dan prasana yang memadai mustahil sebuah lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan. Oleh karena itu sudah seharusnya sarana dan prasarana baik keras dan lunak dilengkapi agar lebih memudahkan dalam mencapai tujuan. Sarana dan prasarana pondok pesantren Al-Waridin dapat dilihat pada Table berikut ini :
No
|
Sarana Dan
Prasana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
Masjid
|
||
a.
Lantai I
|
I
|
Baik
|
|
b.
Lantai II
|
I
|
Baik
|
|
2.
|
Asrama /
Pondok
|
||
a.
Kantor
|
1
|
Baik
|
|
b.
Kamar
|
17
|
Baik
|
|
c.
Gudang
|
2
|
Cukup
|
|
d.
Dapur
|
1
|
Baik
|
|
e.
Kamar Mandi
|
5
|
Cukup
|
|
f.
Koperasi
|
1
|
Baik
|
|
3.
|
Madrasah
|
||
a.
Lantai I
|
|||
-
Kantor
|
1
|
Baik
|
|
-
Kelas
|
3
|
Baik
|
|
b.
Lantai II
|
|||
-
Kelas
|
4
|
Baik
|
|
-
Aula
|
1
|
Baik
|
|
4.
|
Mading
|
2
|
Baik
|
5.
|
Peralatan Konfeksi
|
3
|
Cukup
|
6.
|
Tempat Kendaraan
|
1
|
Cukup
|
7.
|
Komputer
|
4
|
Cukup
|
8.
|
Perpustakaan
|
1
|
Baik
|
9.
|
Kantin
|
2
|
Baik
|
10.
|
Tempat Wudlu
|
3
|
Baik
|
0 komentar:
Post a Comment