Wednesday 19 June 2013

Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al - Waridin Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Pondok Pesantren Al-Waridin berdiri pada tahun 1763 yang diprakarsai oleh Alm. Kyai Waridin dan dibantu oleh Mbah Tondo serta Mbah Ustman Ali. Alm. Kyai Waridin bergerak dibidang keagamaan, sedangkan Mbah Tondo dan Mbah Ustman Ali bergerak dibidang sosial/umum. Jadi nama pondok tersebut diambilkan langsung dari nama pendirinya, yaitu Kyai Waridin. Ketika Kyai Waridin meninggal dunia, perjuangannya  dilanjutkan oleh kyai Ahmad Asro. Pada awal berdirinya datang beberapa orang santri yang ingin belajar ilmu pengetahuan Agama Islam, semakin hari semakin banyak santri yang berdatangan sehingga timbul inisiatif untuk mendirikan pondok disekitar masjid.

Pondok Pesantren Al - Waridin adalah salah satu pondok yang tertua yang ada diwilayah kota Madiun yang masih eksis menyelenggarakan pendidikan sampai sekarang. Jumlah santri yang di asuh pada saat K.H. Musta’in berjumlah kurang lebih 200 orang. Sedangkan kondisi fisik Bangunan pada saat itu masih sangat sederhana, dan terdapat 12 kamar. Demikian perkembangan pendidikan kurang berjalan dengan lancar, dikarenakan pengaruh situasi pada saat itu. Bahkan pada tahun 1986 sempat mengalami stagnasi (yang pada saat itu diasuh oleh K.H Musta’in) yakni masa yang suram, karena pada saat itu pendidikan seakan-akan berhenti, hal tersebut terjadi dikarenakan meniggalnya pengasuh pondok pesantren (K.H Musta’in) sementara kader pengganti belum disiapkan. Dan setelah itu dilanjutkan oleh KH. Moch Hasyim sehingga pelaksanaan pendidikan kembali berjalan. Ajaran utama yang diterapkan di pondok pesantren Al - Waridin dalam upaya membentuk manusia yang berilmu, beramal dan bertaqwa harus dijiwai oleh suasana keikhlasan.

Sepi ing pamrih ( tidak karena didorong oleh keinginan memperoleh keinginan-keinginan tertentu ) semata-semata karena untuk ibadah. Hal ini meliputi segenap suasana kehidupan pondok pesantren Al - Waridin, Kyai ikhlas dalam mengajar, para santri ikhlas dalam menuntut ilmu. Segala gerak-gerik dalam pondok pesantren berjalan dalam suasana keikhlasan yang mendalam.

Dengan demikian terdapatlah suasana hidup yang harmonis antara Kyai yang disegani dan santri yang taat dan penuh cinta kasih serta hormat dengan segala keikhlasan.

Pada tahun 2000 berdirilah Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi’in yang menjadi pusat pelaksanaan pembelajaran dan skaligus pusat pelaksanaan pengembangan pendidikan di pondok pesantren Al Waridin.

Pada tahun 2005 KH. Hasyim Syahudi meninggal, dan kemudian diteruskan oleh KH. Ibnu Hajar Syahudi sampai sekarang ini. Berdirinya Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi’in dilatar belakangi adanya permintaan dari masyarakat, para wali murid serta para pengurus pondok serta para ustadz untuk mengadakan madrasah diniyah tingkat Tsanawiyah (Wustho) dan tingkat Aliyah guna menindak lanjuti madrasah diniyah ula (ibtidak) dan melalui sejarah panjang dalam pelaksanaan pendidikan khusus agama, guna membekali anak ilmu agama yang kuat dan mengakar pada anak didik sebagai manusia yang secara biologis membutuhkan pendidikan jasmani dan rohani dan untuk membentuk manusia yang seutuhnya dan mencetak genersi yang agamis  berakhlaq luhur serta memberikan fasilitas pendidikan dan membekali ilmu keagamaan (Tafaquh fiddin). Guna untuk :

a.    Membentuk anak didik yang bertaqwa.

b.    Membentuk anak didik yang berilmu dan beramal.

c.    Membentuk anak didik yang berakhlaq mulia sesuai dengan ajaran islam

d.   Membekali Siswa dengan ilmu agama dan mengaplikasikan dalam kehidupan pribadi dan sosial dengan berpedoman Al-Qur’an dan Hadits.

Adapun Susunan/urutan pengasuh pondok pesantren Al-waridin pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun mulai dari berdirinya hingga sekarang adalah sebagai berikut :

1. Kyai Waridin ( Pendiri )

2. Kyai Ahmad Asro

3. Kyai Ustman

4. Kyai Muhammad Arrowi

5. Kyai Musta’in

6. Kyai Syahudi

7. KH. Muhammad Hasyim Syahudi

8. KH. Ibnu Hajar Syahudi


1 komentar:

said...

Pengen tau silsilah kyai waridin siapa saja

YM CENTER

PENGUNJUNG

Translate

Popular Posts

Blog Archive